Salah satu
bagian penting dari kendaraan adalah rem. Dalam melakukan perjalanan panjang dan melelahkan, seperti perjalanan pulang
kampung menjelang Lebaran, kinerja rem harus dipastikan dalam keadaan baik
untuk supaya bisa membantu menjaga keselamatan berkendara.
Pertama-tama, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis rem. Kemudian kita juga
harus mengenal teknologi pada sebuah
mekanisme rem, serta ragam minyak rem
yang ada pada saat ini.
Ada 3 jenis rem yang kita kenal yaitu:
- Rem Cakram
Rem Cakram sendiri terbagi
lagi menjadi :
·
Rem Cakram Biasa,
yaitu rem yang menggunakan disc brake
yang bentuknya menyerupai piring dan cara kerjanya dengan menjepit piringan rem
agar kendaraan berhenti.
·
Rem Cakram Berventilasi,
sama persis dengan rem cakram biasa, namun piringannya lebih tebal seperti
bertumpuk, dan ditengahnya ada rongga udara kosong di kisi-kisinya sehingga
dinamakan cakram berventilasi.
- Rem Tromol
Pada tahun 50-an, rem tromol
dioperasikan melalui satu rem, dan bentuknya seperti baskom, jadi ada dua
sepatu rem yang bergerak ke arah samping kiri dan kanan. Seiring berjalannya
waktu, rem tromol kini berevolusi menjadi rem tromol depan belakang dengan
hidrolik.
- Rem Angin, yang sebenarnya adalah rem tromol dengan bantuan hidrolik angin sehingga lebih dikenal menjadi Rem Angin. Rem ini biasanya digunakan untuk kendaraan-kendaraan berat.
Yang kedua adalah mengenai teknologi di belakang rem, antara
lain:
·
Rem konvensional adalah
sebuah sistem yang selalu berjalan berdasarkan pergerakan refleks dari si
pengemudi, namun biasanya kelemahan sistem rem ini bahwa refleks manusia tidak
sama dalam keadaan panik. Pengemudi menginjak pedal rem dengan kekuatan yang
berlebihan sehingga menyebabkan ban terkunci dan justru yang terjadi adalah
kendaraan tidak terkontrol dan kecelakaan tidak bisa dihindari.
·
Perangkat
ABS (Anti-lock Brake System), yaitu
perangkat keselamatan yang menjadi standart harian. Pertanyaannya mungkin kita
tahun kepanjangan ABS adalah Anti-lock
Brake System, namun tahukah kita bagaimana cara kerja ABS sebenarnya?
Banyak terjadi kendaraan dengan ABS justru tidak bisa menghindari kejadian
kecelakaan yang sebenarnya bisa kita hindari. Hal ini dikarenakan para pengemudi
tidak paham dengan cara kerja ABS. Sebagai gambaran, ketika sebuah kendaraan
dengan ABS melewati jalan licin dan harus berhenti mendadak, sistem ABS akan
bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai brake terbaik supaya
kendaraan bisa berhenti. ABS selalu memiliki frekuensi pengereman puluhan kali
per detik untuk menghindari ban terkunci (untuk menghasilkan brake terbaik),
tapi konsekuensinya pada pedal rem akan timbul bunyi yang cukup keras, dan akan
ada pergerakan dari pedal tersebut yang tidak kita alami sebelumnya.
Hal ini terkadang yang membuat
para pengemudi yang belum paham, justru mengangkat pedal rem ketika ABS
bekerja, karena jelas seperseribu detik kita berpikiran bahwa ada sistem yang
salah ataupun kerusakan pada pedal rem. Jadi Rifat menyarankan bagi seluruh pengemudi
yang menggunakan kendaraan dengan ABS pada suatu kesempatan mencoba sistem
tersebut. Caranya mudah, jalan di suatu tempat sepi dengan kecepatan sekitar
40-50 km/jam kemudian injak pedal rem sekuat kuatnya, dengan demikian kita
dapat merasakan apa yang dinamakan sistem ABS. Bunyi keras yang didengar bukan
kendaraan rusak tapi demikianlah cara kerja ABS. Karena pada mekanismenya ABS adalah
pompa hidrolik yang bekerja atas gesekan antar 2 biji besi di sekitar rem kendaraan
anda.
·
EDB (Electronic Brake System).
Ini adalah sistem yang lebih advance
setelah ABS. Sistem ini bisa mendeteksi tingkat kebutuhan cengkraman rem di
masing-masing sudut atau antara depan dan belakang berdasarkan bobot kendaraan
pada saat itu. Sebagai contoh, jika kendaraan kosong dan belum menggunakan ABS dan EBD, maka ketika
pedal rem diinjak, pada saat itu mobil akan menukik dan semua gaya akan bertumpu pada bagian depan. Efek
yang terjadi adalah seakan-akan kita sedang menarik rem tangan di kecepatan tertentu,
dan ini bisa menyebabkan mobil berbalik arah. Namun dengan adanya system EDB, sistem
ini selalu dapat mendeteksi rem bagian mana yang memerlukan tenaga ekstra, dan
bagian mana yang perlu dikurangi cengkramannya agar kendaraan tetap stabil.
·
Brake Assist adalah sebuah sistem yang sangat membantu pengemudi ketika ia menginjak pedal rem. Dengan
adanya sistem Break Assist pedal akan
jauh terasa lebih ringan, karena sistem ini selalu membantu pengemudi untuk mengetahui
tingkat kepakeman rem saat sipengemudi bereaksi, baik itu cepat maupun lambat. Misalnya dalam keadaan macet, kita
hanya menginjak pedal rem sedikit sekali untuk menghentikan mobil, namun dengan
kecepatan yang tinggi tekanan yang sedikit
pun dapat menghentikan kendaraan karena bantuan Brake Assist. Intinya sistem ini selalu membantu pengemudi agar
tidak perlu menginjak rem sekuat tenaga untuk mengontrol penghentian kendaraan.
Hal ketiga
yang harus dimengerti sehubungan dengan rem kendaraan adalah beragam jenis minyak rem yang ada saat ini, yang
menggunakan kode standar DOT (Department
of Transportation). Antara
lain adalah DOT 3, DOT
4, DOT 5, semakin tinggi DOT maka semakin encer minyaknya dan semakin tinggi
pula tingkat ketahanan temperaturnya. Namun semakin tinggi DOT akan
menambah pressure pada selang rem. Untuk memilih minyak rem yang cocok untuk
kendaraan anda, Rifat menyarakan untuk selalu
membaca referensi pemilihan minyak rem yang ada pada buku manual kendaraan anda.
Untuk pemeliharaan
rem supaya selalu dapat berfungsi dengan baik, sebenarnya tidaklah terlalu
sulit, karena sifatnya lebih ke pemeliharaan ringan, antara lain:
- Membersihkan piringan rem dengan tiupan kompresor agar rem bersih dari debu-debu dan kerikil-kerikil yang menempel,
- Cek kondisi sepatu rem/brake pad tiap kelipatan 10,000 km
- Cek tingkat kerataan piringan rem setiap 25,000 km.
Selain itu hal
yang perlu diketahui adalah bahwa rem kendaraan anda terkadang bisa bekerja
sampai dengan suhu 800°C, terutama jika kendaraan anda dipakai lama dengan
kondisi berat berlebih dan melewati banyak turunan. Khusus berhubungan dengan
turunan, Tips dari Rifat untuk meningkatkan kinerja rem, adalah dengan memanfaatkan Engine
Brake, yaitu dengan menggunakan gigi
rendah sambil menahan RPM, agar mesin kendaraan bisa menahan laju kendaraan
anda, sebelum membantu rem ’bekerja sendirian”. Engine Brake bisa anda lakukan pada kendaraan dengan transisi
manual, otomatis maupun CVT (Continously
Variable Transmission).
Pada dasarnya rem itu besi, dan brake pad itu bahan dasarnya karbon. Sistem rem bekerja atas
gesekan yang selalu menghasilkan panas. Jadi
hati-hati bila kita berjalan jauh pasti rem akan semakin panas. Waspada dalam
keadaan rem panas seperti ini, jangan melewati genangan air karena dapat
menyebabkan keretakan pada besi itu sendiri. Kerusakan yang paling kecil adalah
membuat lempengan besi menjadi tidak rata seketika, dan menyebabkan rem anda
bergetar. Untuk itu segera konsultasikan ke bengkel terdekat tanpa melihat
jadwal pengecekan seperti yang sudah disebutkan di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar